Terima kasih karena berkatnya saya
dapat lanjut ke perguruan tinggi, tadinya saya berencana untuk mencari kerja,
tapi ternyata dari sekolah memberi kabar bahwa saya mendapat beasiswa bidik
misi dari universitas berkat nilai saya pada semester 3,4,5,dan 6 saya sangat
bersyukur sekali. Hari itu saya di suruh untuk mencari susrat keterangan tidak
mampu di kecamatan, bersama teman-teman saya yang lainnya saya mengurus ke
kecamatan, KTP-pun belum punya hari itu jadi semuanya rasanya rempong banget
ngurusnya. Hari itu juga disuruh foto rumah ma foto keluarga. Tapi
Alhamdulillah semuanya beres dengan cepat. Menunggu hasil itu lam, tiba
pengumuman dan mengetahui saya tidak lulus jalur undangan bidik misi rasanya
hancur banget, padahal dah susah payah ngurusnya.
Rasanya
kecewa banget, dah patah semangat banget waktu itu, nutup kamar dan nangis
sendiri, ibu saya datang katanya masih ada jalur yang laen meskipun itu harus
membayar uang semester, tapi saya kepikiran apa ibu saya bisa biayain atau
tidak , karena adik saya juga semuanya dah pada sekolah jadinya beban orang tua
saya pasti bertambah, rasanya sedih banget.
Telpon bordering. Dari guru saya
yang mengurus pendaftaran bidik misis di sekolah, katanya bagi yang tidak
lulusmasih ada jalur lain, rasanya ada sedikit pencerahan dalam hati ini, rasa
legah yang waw banget, dengan cepat saya memberi tahu ibu saya bahwa masih ada
jalur untuk bidik misi, keesokan harinya saya kesekolah dan mendaftar lagi.
Kata guru saya, saya harus belajar karena jalur kedua ini lewat tes, hari itu
guru saya memberikan saya tanda peserta saya, saya mngikuti tes di jalan andi
tonro,Makassar mana saya tahu jalannya. Ke Makassar saja tidak pernah hehehehe
pikirku dalam hati. Kebutulan sepupu saya yang kuliah di jurusan MIPA UNM mau
mengantar saya untuk ujian.
Alhamdulillah dukungan dari semuanya
sangat berharga dari orang tua dan keluarga saya, selama hari ikut ujian sepupu saya selalu menemani
saya. Tiba saat pengumuman saya tidak tahu apa saya lulus atau tidak, saat itu
saya hanya duduk merenungi bagaimana jika saya tidak lulus lagi , telpon
berbunyi, sms masuk, dari sepupu saya yang juga penerima bidik misi, dia
mengatakan bahwa saya lulus, betapa bahagianya mengetahui hal itu, terdengar
suara motor dari depan rumah, dengan cepat saya berlari, belum sampai orang tua
saya turun dari motornya saya sudah teriak bahwa saya lulus bidik misi,
meskipun saya lulusnya di PGSD Parepare, itu sudah cukup banget meringankan
beban orang tua saya, pikirku mereka tidak akan pusing lagi dengan biaya kuliah
saya nantinya, mereka tidak akan pusing lagi dengan biaya sehari-hari saya.
Tapi masalah tidak sampai disitu
saja, bapak saya mengatakan bahwa beliau tidak bisa mengantar saya untuk
pendaftaran ulang, sepupu-sepupu saya pun tidak bisa karena mereka juga punya
urusan sendiri. Saya sudah bingun dengan yang terjadi, apakah semua yang telah
saya perjuangkan berakhir sampai disini,padahla saya tahu bahwa saya telah
lulus, tapi tak ada yang bisa mengantar saya ke Makassar untuk pendaftaran
ulang. Sedih rasanya bapak saya berbicara seperti itu, karena tuntutan kerjanya
pula beliau tidak bisa mengurus saya apalagi waktu itu musim menanam padi.
Saya memberi tahu teman saya, bisa
dibilang senior saya di SMA, ternyata dia mau mengantar saya, saya pun memberi
tahu ibu dan bapak saya, bahwa ada senior saya yang mau mengantar saya untuk
mengurus pendaftaran ulang di Makassar, senang rasanya, rasanya sangatlah
legah, terlihat pula senyumdari kedua orang tua saya, senyum tanpa beban yang
membuat orang saya merasa ringan tanpa memikirkan biaya kuliah saya.
Belum sampai di situ, saya dan
teman-teman bidik misi lainnya masih harus mengurus pembuatan buku rekening
yang nantinya dipakai untuk menerima dana bisik misi tersebut, saat buku telah
jadi, di depan bank BRI Makassar bagaikan lautan manusia yang mengantri hari
pertama saya buku rekening saya katanya dibawa pulang oleh petugas yang
mengurus, hari kedua penerima masih banyak yang menunggu di depan bank,
kebetulan di spesialkan karena saya bidikmisi parepare, jadinya dipercepat.
Setelah mendapat buku dan kartu ATM
BRI bergambar sweety rasanya senang banget, pas di coba di ATM kartunya belum
aktif, keesokan harinya saya ke Makassar lagi untuk mengaktifkan kartu saya,
karena kata kk tiar Cuma bisa diaktifkan sama bank yang ngurus ATM itu,
sampai-sampai mba yang ngurus pembagian bidik misi kemarin dah kenal wajah saya
saking bermasalahnya pembagian rekening kemarin. Dan Alhamdulillah semuanya dah
beres.
Tapi karena saya penerima bidik misi
baru saya sering naik ke Makassar untuk mengurus hal-hal yang berkaitan dengan
bidik misi. Seperti halnya ngurus buku rekening baru karena hari itu katanya
ada buku tabungan baru untuk bidik misi, juga waktu pertemuan antar bisik misi
se-Universitas di Amanagappa. Tapi Alhamdulillah lagi berkat bidik misi saya
tidak membuat orang tua saya pusing dengan biaya kuliah saya, terima kasih
bidik misi, saya akan belajar lebih keras lagi untuk mencapai cita-cita saya,
untuk membahagiakan orang tua saya.
*Karya : Nurhikmah (Mahasiswi Bidikmisi PGSD UNM Parepare)
0 comments:
Posting Komentar